Stabilizers
dan Emulsifiers
Tujuan
utama penggunaan stabilizer pada es krim yaitu untuk menghasilkan kelembutan
pada tekstur dan body es krim, menghambat pertumbuhan kristal es selama spenyimpanan,
menghomogenkan dan menambah ketahanan es terhadap kelelehan. Fungsi Stabilizer
berdasar kemampuannya membentuk struktur gel di air, atau stabilizer mampu
berikatan dengan air sebagai air hidrat.
Emulsifier
adalah suatu substansi yang akan membantu pembentukan suatu emulsi dari dua
cairan yang tidak tercampur secara alami. Fungsi dari agen pengemulsi pada es
krim adalah menambah kualitas whipping pada campuran, memberikan tekstur
lembut, mudah dikontrol selama pengolahan selanjutnya, memberi kesan kering
saat es krim dikeluarkan dari freezer.
Stabilizers
Moss
(1955) menyatakan bahwa, es krim yang distabilkan dengan baik akan memiliki
body yang lebih berat, tidak terasa terlalu dingin, dan akan mencair dalam
konsistensi krim yang lebih baik bila dibandingkan dengan es krim tanpa
stabilizer.
Doan
dan Keeney (1965) menyatakan bahwa pada kebanyakan aplikasi pangan, stabilizer
digunakan sebagai agen pengemulsi, pelarut, dan pengental. Semua stabilizer
meningkatkan viskositas dari porsi tak beku yang menghambat migrasi molekul ke
nuklei kristal, akibatnya ukuran kristal terbatas. Kemampuan stabilizer untuk
mengikat sejumlah besar air menyebabkan tekstur lembut dari es krim dapat
terjaga.
Shipe
et al. (1963) menemukan bahwa efek
dari stabilizer terhadap karakteristik pembekuan es krim berkaitan dengan
perubahan viskositas dan laju migrasi solut melalui membran dialisis. Migrasi
dari solut dipercaya mempengaruhi laju kristalisasi.
a. Gelatin
Gelatin
merupakan stabilizer komersial pertama, hingga saat ini masih sering digunakan.
Keuntungannya terletak pada kemampuannya membentuk gel pada campuran selama
penyimpanan, saat proses pendinginan,
dan meski setelah produk beku diletakkan di ruang pembekuan. Struktur gelnya yang unik dan
afinitasnya yang besar terhadap air mencegah terbentuknya kristal es yang besar
pada eskrim sehingga berkontribusi pada kelembutan eskrim. Jumlah gelatin yang
digunakan tergantung dari banyak faktor, misalnya sumber gelatin, kekuatan gel
nya, nilai viskositasnya, komposisi campurannya, dan lain-lain.
b.
Sodium alginat
Sodium alginat merupakan stabilizer yang
terbuat dari sumber nabati. Alginat diekstrak dari algae yang tumbuh di lautan
sekitar California dan Jepang. Produk komersial biasanya ditambah dengan sejumlah
kecil gula dan sodium sitrat untuk meningkatkan kelarutannya dan
menstandardisasi sifat penstabilnya. Keuntungannya antara lain dapat
meninggalkan kesan flavor bersih dan meningkatkan kemampuan mengembang. Sodium
alginat terlarut dengan baik pada suhu 155-160°F. Sodium alginat dikombinasikan
dengan garam fosfat adalah stabilizer nabati yang banyak digunakan dalam
eskrim.
c.
Satabilizer lain
(Carrageenan, Agar-Agar, CMC, Pektin, Guar Gum, dll)
Carrageenan diekstrak dari Carrageen (irish
moss), suatu rumput laut yang tumbuh di Massachusetts, Perancis, dan irlandia.
Karagenan diklaim dapat ditambahkan dalam campuran semudah gelatin.
Agar-agar, merupakan produk yang diekstrak
dari alga merah yang tumbuh di perairan pasifik. Disarankan untuk
dikombinasikan dengan gelatin atau gum untuk pengguanaan pada sherbets dan
ices. Meskipun agar-agar mengembang dan menyerap banyak air dan karenanya mampu
mencegah coarseness pada produk jadi, agar-agar tidakmudah terdispersi pada
campuran dan cenderung membentuk crumbly body.
Emulsifier
Emulsifier adalah
substansi yang cenderung terkonsentrasi pada interfase antara lemak dan plasma
dan mengurangi tensi permukaan sistem. Nilai dari agen pengemulsi terletak pada
kemampuannya meningkatkan kualitas whipping dari campuran, memproduksi es krim
yang lebih kering dengan tekstur dan body yang lebih lembut, serta lebih mudah
dikontrol dalam proses pembuatannya.
Terdapat dua tipe
emulsifier yang digunakan dalam industri es krim, yaitu (1) mono- dan
digliserida yang diturunkan dari reaksi kimia alami gliserida dan (2)
polyoxyethylene derivative dari hexahydric alkohol, glikol dan ester glikol.
Monogliserida
meningkatkan dispersi lemak dan kemampuan mengembang dan memiliki efek yang
besar terhadap kekakuan dan laju kelelehan dari es krim. Sedangkan
polyderivatives efektif dalam membentuk dryness, kekakuan, dan meningkatkan
waktu leleh.
Meskipun
emulsifier seperti mono- dan digliserida lebih dikenal, namun susu juga
mengandung agen pengemulsi alami, termasuk protein susu, lesitin, fosfat, dan
sitrat.
Tulisan yg menarik dan mudah dimengerti.Thanks
BalasHapussayangnya daftar pustaka pada blog-blog sperti ini jarang di jantumkan,,, jadi pembaca tidak tau tulisan berasal dari referensi apa dan dimana
BalasHapusDapatkah stabilize d campurkan ke susu kedelei?? Kalau bisa bagaimna proses pencampurannya mas? Tolong jawabannya
BalasHapuscara pke stabilizer tu gmn krn saya gk pke magic powder tp dr bhn gula susu n tpung maizena trus di msak kyk bkin bubur
BalasHapusTy ty..
BalasHapusIntinya setiap pabrik es krim mempunyai jenis stabilizer masing2... dan ratusan kali uji coba hingga menemukan racikan yang pas
BalasHapusMasih terus bereksperimen hingga skrng, bikin eskrim d rumah, biar teksturnya lembut dan tidak mudah meleleh
BalasHapus